JAYAPURA – Pemerintah Daerah Nabire bersama TNI-Polri melakukan pertemuan di Kantor Distrik Uwapa pasca konflik 2 kelompok warga dari Suku Mee dan Suku Dani yang mengakibatkan 2 warga meninggal dunia dan 8 orang luka akibat terkena panah, serta pembakaran terhadap puluhan rumah warga.
Pertemuan Pemda Nabire dan Aparat Keamanan serta warga tersebut dilakukan guna mencari solusi penyelesaian konflik yang terjadi di Kabupaten Nabire, kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, Kamis (08/06).
Baca juga:
Densus 88 Tangkap 53 Teroris di 11 Provinsi
|
Sementara AKBP I Ketut Suarnaya, S.I.K., S.H selaku Kapolres Nabire mengungkapkan bahwa akibat konflik yang terjadi diantara kedua suku, menurut data terbaru terdapat 8 korban luka yang rata-rata disebabkan terkena panah dan telah mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Nabire.
Tidak hanya itu, ia juga mengungkap beberapa rumah warga yang menjadi korban pembakaran yang diantaranya TKP KM.80 sebanyak 9 unit rumah, KM.84 Sebanyak 2 Unit Rumah dan KM.86 sebanyak 10 Rumah
“Warga masyarakat yang menjadi korban akibat pembakaran tersebut saat ini tengah berada di Kantor Koramil Siriwo dan Polsub Sektor Siriwo untuk berlindung dan ada sebagian yang mengungsi kerumah keluarga serta kerabatnya, ”
Pihaknya akan menindak tegas para pelaku utama dari kejadian pembakaran sehingga mengakibatkan kerugian bagi masyarakat tersebut. Oleh karena itu, Kapolres menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak kembali melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
“Kami juga meminta kepada para tokoh maupun yang diberikan tanggung jawab di masing-masing kelompok untuk bisa membantu kami dalam mengendalikan warganya sehingga keamanan dapat tercipta di Kabupaten Nabire serta aktifitas dapat berjalan kembali seperti pusat perbelanjaan, perkantoran dan sekolah-sekolah, ” pungkasnya. (*)