PAPUA - Situasi di Papua semakin memanas. Ancaman kekerasan dari kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menambah ketegangan di sejumlah wilayah. Masyarakat yang selama ini hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian kini mulai bersuara, mendesak agar aparat keamanan memperkuat kehadiran mereka dan memberikan perlindungan yang lebih nyata.
Aksi kekerasan yang semakin brutal, seperti penembakan terhadap petugas medis di Kabupaten Intan Jaya, penyanderaan guru di Puncak, serta pembakaran fasilitas umum di Yahukimo, telah memicu keresahan mendalam di kalangan masyarakat sipil. Banyak yang merasa terjebak dalam situasi yang tak terkendali, di mana mereka yang seharusnya menjadi penerima manfaat dari keamanan negara justru menjadi korban.
"Kami hidup dalam ketakutan setiap hari. Anak-anak takut pergi ke sekolah, kami takut pergi ke kebun, dan kami tidak merasa aman di rumah kami sendiri, " ungkap Yohanes Mote, seorang tokoh masyarakat dari Distrik Sugapa. Dengan mata penuh kekhawatiran, Yohanes melanjutkan, "Kami minta tolong kepada negara, kirim aparat yang bisa melindungi kami, bukan hanya untuk patroli, tetapi untuk benar-benar menjaga kami."
Keluhan serupa juga datang dari masyarakat yang kini terpaksa mengungsi. Mereka mencari tempat yang lebih aman, namun pengungsian ini membawa dampak negatif terhadap ketahanan sosial dan ekonomi mereka. Warga yang bergantung pada hasil kebun dan hutan kini kehilangan sumber penghidupan mereka, dan ketegangan pun semakin memuncak.
Maria Tebai, seorang tokoh perempuan Papua yang aktif di lembaga swadaya masyarakat, menambahkan bahwa pendekatan perlindungan sipil harus menjadi prioritas. "Kami tidak menolak kehadiran aparat, tapi kami ingin mereka hadir sebagai pelindung, bukan sebagai ancaman. Kalau masyarakat sudah takut pada kelompok bersenjata, bagaimana kami bisa merasa aman?" tegasnya saat berbicara di sebuah diskusi publik di Wamena.
Sebagian besar masyarakat menginginkan aparat keamanan hadir dengan pendekatan yang lebih humanis, tidak hanya melaksanakan operasi militer, tetapi juga berfokus pada perlindungan warga sipil dan menjaga fasilitas publik. Menurut mereka, keamanan tidak hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga tentang menciptakan rasa aman di hati masyarakat.
Pemerintah dan aparat keamanan kini dihadapkan pada tantangan besar untuk menanggapi keresahan ini, dengan menyeimbangkan tindakan tegas terhadap kelompok bersenjata dan upaya melindungi hak-hak dasar warga sipil di Papua. Harapan besar kini digantungkan pada tindakan konkret yang dapat mengembalikan rasa aman dan memulihkan kehidupan normal di tengah ketegangan yang melanda. (APK/Red1922)