PAPUA - Besi-besi itu membentang sepanjang 732 meter di atas Teluk Youtefa. Bentuknya melengkung. Warnanya merah menyala. Inilah jembatan bersejarah di tanah Papua. Jembatan Youtefa namanya.
Gambar Jembatan Youtefa di Kota Jayapura itu tercetak di uang pecahan Rp 75.000 edisi khusus HUT ke-75 RI. Berdampingan dengan Tol Trans-Jawa dan MRT, jembatan yang diawal pembangunan disebut jembatan Holtekamp itu, menjadi lambang pencapaian pembangunan Indonesia di bidang infrastruktur.
Ada cerita di balik pemberian nama jembatan tu. Jauh hari sebelum rencana peresmian, 10 perwakilan kepala kampung dan Lembaga Masyarakat Adat (Ondoafi) Port Numbay diundang Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano.
Dalam pertemuan itu mereka diajak berembug mengenai nama jembatan yang akan dipakai. Kepada Benhur, mereka meminta agar nama jembatan mempertahankan nilai budaya, khususnya dalam penggunaan bahasa lokal. Akhirnya mereka sepakat untuk menyodorkan nama Youtefa itu sebagai nama jembatan itu. Youtefa memang nama teluk yang ada di bawah jembatan itu. Dengan penggunaan nama itu para Ondoafi Tobati-Enggros menjamin tak ada lagi pemalangan.
Ketua LMA Port Numbay, George Awi mengamini Benhur. Pemberian nama Youtefa, sangatlah pas, karena jembatan ini terletak di antara Kampung Enggros dan Tobati. “Nama Youtefa telah dikenal masyarakat luas dan mudah diucapkan, karena mengarah ke Teluk Youtefa, ” katanya.
Setelah disepakati, para perwakilan diajak bertemu Presiden Joko Widodo. Kepada Jokowi mereka menyodorkan nama itu. Jokowi setuju.
Dari kejauhan, warna merah jembatan sangat mencolok. Karena warnanya itu, beberapa masyarakat menyebutnya "jembatan merah". Jembatan ini menjadi ikon baru di Papua.
Berada di atas jembatan, deburan ombak pantai jernih terdengar jelas. Dari atas jembatan, kita juga melihat kampung apung nelayan “Kalau yang senang selfie, lokasi ini sangat pas, ” kata Project Manager Jembatan Holtekamp, Rizki Dianugrah.
Digarap sejak 9 Mei 2015, peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Joko Widodo. Empat tahun dibangun jembatan ini akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo tepat pada hari sumpah pemuda, 28 Oktober 2019. Kata Jokowi, ini merupakan tonggak sejarah di Tanah Papua.
"Tanah Papua harus maju, seperti daerah-daerah lain di Indonesia. Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Itu adalah hal yang saya lihat setiap kali berkunjung ke Tanah Papua, " kata Jokowi.
Menurut Wakil Menteri PUPR Wempi Wetimpo, peresmian jembatan ini merupakan bentuk komitmen Presiden Jokowi dalam membangun infrastruktur di Papua.
Jembatan ini menghubungkan kawasan utama Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami. Dengan adanya jembatan ini waktu tempuh dari Kota Jayapura menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw akan lebih cepat dari semula sekitar 1, 5 hingga 2 jam menjadi sekitar 30-45 menit.
Selain meningkatkan konektivitas, jembatan ini juga akan mendorong pengembangan Kota Jayapura ke Timur yakni ke arah kawasan Skouw. Di kawasan perbatasan Skouw sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi kawasan telah selesai dibangun PLBN dan dilanjutkan dengan pembangunan pasar.
"Di kawasan Skouw sudah banyak kios yang tersedia, bahkan kita lihat banyak yang berwisata ke sana, " kata Kepala BBPJN XVIII Jayapura Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Osman H Marbun.
Pos perbatasan selama ini dikenal menjadi tempat transaksi antara warga Papua Nugini dan Indonesia. Pemerintah Indonesia juga telah membangun pasar. Warga Papua Nugini sering belanja barang-barang produk Indonesia seperti minuman kemasan dan makanan ringan.
Keberadaan jembatan, kata Osman, juga akan mengendalikan laju perkembangan Kota Jayapura di bagian Barat yang berupa pegunungan dan sangat beresiko merusak hutan sebagai daerah tangkapan air bagi keberlanjutan Kota Jayapura. "Jembatan ini akan lebih mengarahkan pengembangan Kota Jayapura ke kawasan Koya, " katanya.
Jembatan Youtefa menjadi bukti janji pemerintah membangun pinggiran tanah air. Pada awal pemerintahannya, Presiden Joko Widodo bertekad membangun infrastruktur di daerah-daerah yang selama ini luput dari perhatian. Presiden beberapa kali meninjau langsung ke lokasi untuk memastikan kelancaran pembangunan jembatan ini.
Pembangunan jembatan menghabiskan dana sekitar Rp 1, 8 triliun. Pengerjaannya dilakukan konsorsium BUMN yang terdiri dari PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) Tbk, dan PT Nindya Karya (Persero).
Ada lima bagian konstruksi pada jembatan Youtefa, yaitu jalan akses sisi Hamadi sepanjang 400 meter, bentang tengah sepanjang 433 meter, jalan akses jembatan Holtekamp sepanjang 9.950 meter, jembatan pendekat sisi holtekamp sepanjang 60 meter, jembatan pendekat sisi Holtekamp sepanjang 840 meter. (***)